
ForinNews.com – Devi, yang berusia 33 tahun, mengambil koper hitam dari tumpukan barang di depan kantor Kepala SMK Lingga Kencana Depok, Jawa Barat, pada hari Senin (13/5). Bau anyir tercium dari tumpukan tersebut.
Di depan ruangan tersebut, terlihat berjejer tas, sepatu, jaket, dan koper. Ada bercak seperti darah kering di antara barang-barang tersebut.
Barang-barang tersebut berasal dari bus pariwisata Trans Putera Fajar yang mengalami kecelakaan di Subang, Jawa Barat, pada Sabtu (11/5) malam. Bus ini membawa rombongan murid dari SMK Lingga Kencana Depok.
Kecelakaan tersebut menyebabkan 11 orang tewas, termasuk sembilan siswa, satu warga sekitar, dan satu guru.
Devi adalah salah satu dari keluarga korban yang datang ke sekolah untuk mengambil barang-barang tersebut. Adiknya, Dea, juga menjadi korban luka dalam kecelakaan tersebut.
“Ini ada koper, tas, dan mukenah. Hanya tas selempang, dompet, KTP, dan HP yang tidak ditemukan,” kata Devi.
Menurut cerita Dea, dia duduk di kursi belakang sebelah kiri dalam bus tersebut. Saat bus terguling, Dea tidak sadarkan diri. Dia baru sadar setelah mendengar teriakan dari temannya.
“Pas bus terguling, dia tak tahu apa yang terjadi. Temannya memanggil ‘Dea, Dea’, barulah dia sadar,” ujar Devi.
Devi menjelaskan bahwa adiknya dan rekan-rekannya keluar melalui celah di atas bus.
“Mereka keluar melalui lubang di atas AC, yang sudah dibongkar oleh temannya. Jadi mereka ditarik keluar dari sana. Melalui lubang AC, karena posisi bus sudah miring,” kata Devi.
Saat ini, Dea sedang dirawat di rumah sakit karena mengalami memar akibat kecelakaan tersebut.
“Cukup sakit, masih trauma. Dia seringkali terdiam. Mungkin dia masih mengingat teman-temannya,” kata Devi.
Cerita serupa juga datang dari salah satu korban lain yang selamat, bernama Ega. Dia merasa seperti terombang-ambing saat bus terguling.
“Saya merasa badan saya terombang-ambing. Kemudian saya bangun, dan langsung sadar menyelamatkan diri,” kata Ega.
Dia juga keluar dari bus melalui bagian atas. Ega melihat banyak teman-temannya juga berusaha keluar dari atas bus.
“Saya menyelamatkan teman yang duduk di sebelah saya. Saya mencarinya dan berhasil mengevakuasinya bersama saya,” kata Ega.
Sebelum kecelakaan terjadi, Ega mendengar dari sopir bahwa rem bus tersebut tidak berfungsi.
“Sesudah makan sore, kita melanjutkan perjalanan. Beberapa meter kemudian, sopir mengatakan bahwa rem blong. Kami panik, berteriak, dan mohon ampun. Beberapa meter kemudian, mobil terguling,” kata Ega. (Red/FN)